Well, ini adalah vacation pertamaku setelah pulang ke Pulau
Sumbawa. It’s about.. setahun.. ya,
setelah setahun baru melakukan liburan itu terdengar sangat menyedihkan, bukan?
Setelah memutuskan untuk
meluangkan waktu berlibur (kebetulan ada weekend panjang, 1-3 Mei ^^), aku
merencanakan perjalanan bersama sohibku. Awalnya kami memilih Pulau Moyo
sebagai tujuan, tapi karena pertimbangan-pertimbangan tertentu akhirnya kami
batalkan dan lebih memilih ke Pantai Lakey, Hu’u, Dompu.
Pantai itu adalah spot ok untuk
berselancar. Bagi para peselancar tentunya, karena sayangnya aku bukan salah
satu dari mereka -__- . Tempat ini bahkan dijadikan tempat kejuaraan selancar
dunia lho. Ombaknya punya tingkat kesulitan yang cukup tinggi, karena arah ombaknya
beda dari yang biasa (katanya lho ya).
Lihat kan ombaknya ^^ |
Well, jadi hari Jumat itu kami meninggalkan rumah pada pukul 7 pagi
dan menunggu bus di terminal “bayangan” (itu lho, tempat nunggu bus, tapi
sebenarnya itu bukan terminal, kebetulan aja busnya sering lewat situ ^^).
Butuh waktu sekitar 5 jam untuk sampai di terminal Dompu, sebenarnya, tapi kami
sampai di sana sekitar pukul 13.00. So, itu berarti 6 jam perjalanan. Salahkan
busnya yang lambat banget!
Di terminal, kami yang buta arah
ini langsung dikerumuni para ojek yang menawarkan jasanya. Untuk satu tumpangan
ke Lakey, mereka minta 100 ribu rupiah. Itu berarti 200 ribu untuk kami berdua.
Gila kan? Tapi untung saja teman seperjalananku ini (My bestiest Pujia Muksita
^^) punya banyak teman. Ada rekan komunitas asal Polandia dan Australia yang
sedang dihost di salah satu rumah
warga dekat terminal itu. Kami pun ditawarkan menumpang mobil mereka ke Lakey.
Gratis, tentu saja.
Dan, there we are, Lakey Beach ^^. Okey, aku sebenarnya bukan penggemar
berat pantai. Lebih menyukai air terjun, hutan dan gunung. Hijau selalu lebih
ok daripada biru, menurutku. Lagipula, awalnya aku sempat menolak rencana ke Lakey,
karena aku gak suka tempat-tempat yang terlalu ramai. Tapi Lakey GAK
(ternyata).
Lakey cukup sepi untuk tempat
yang namanya sudah men-dunia. Disana, kami bermalam di Alamanda Resort.
Penginapannya memiliki sekitar 8 kamar dan masing2 kamar dibuat dalam satu
bangunan. Cukup baguslah, apalagi harganya juga terbilang cukup “miring”, hanya
100 ribu/kamar/malam (Kipas Angin). Murah kan? ^^
Kamar tempat kami menginap
langsung berhadapan dengan pantai, jadi gak susah kalau mau lihat laut terus. Dan
tepatnya itulah yang kami lakukan. Hampir setiap menit di pantai. Bagus siih.
Pasir putih, langit biru, air jernih (banget) dan pas lagi surut, kamu bakal
nemuin nemo yang lagi dicari emaknya itu. Saat malam, kami juga tetap ke pantai
dan tiduran di pasir, aku lebih suka pantai di malam hari. Bisa tiduran sambil
lihat bintang. Itu OK BANGET.
Dua hari bermalam di sana cukup
asyik lah, meskipun gak bisa selancar dan gak ada water sport lainnya. Selain
itu, kami juga hanya sebentar ketemu sama langit birunya. Mendung dan hujan
bikin suasana jauh lebih melankolis daripada yang seharusnya. Tapi untungnya,
aku juga suka hujaaaaan.. hahahaha. Jadinya menyenangkan deh. Plus, orang-orang
yang sangat ramah di sana. Lengkap lah.
Maka pulanglah kami di hari
Minggu. Dengan ke-buta arah-an kami yang sama persis seperti saat kami datang. Bermodal
tanya-tanya dan belas kasihan orang lain, jadilah kami dua kali diberikan tumpangan
oleh warga lokal untuk akhirnya bisa sampai terminal :p . Dan perlu kamu tahu,
jarak Pantai Lakey dengan terminal Dompu itu 1 jam perjalanan lho. Dan gak ada
kendaraan umum yang langsung ke arah terminal. Imagine!
Tapi itulah menariknya sebuah
perjalanan. Kamu menemukan kawan baru dan menerima kebaikan banyak orang. So, kebaikan yang kamu terima bisa jadi
pengingat supaya jangan lupa disalurkan ke orang lain lagi. ^^
0 comments:
Post a Comment