Michael Corleone merupakan anak dari Don salah satu kelompok mafia
besar di Amerika. Ia dijuluki “college student” oleh keluarganya karena ia
merupakan satu-satunya anak Vito Corleone yang tidak ingin mencampuri bisnis
keluarga dan hanya menjadi seorang sipil biasa. Ayahnya tetap bangga dengan
Michael yang seperti itu.
Namun satu kejadian membuat Michael yang terkenal “anak baik-baik” itu
harus turun tangan membantu keluarganya. Ayahnya nyaris terbunuh. Dan tidak ada
yang dapat lebih memaksa Michael untuk mengambil sikap, selain dari keselamatan keluarganya. Akhirnya Michael pun ikut membunuh. Hal ini kemudian
berlanjut membuat Michael harus menjadi Don selanjutnya di kelompok itu,
apalagi setelah kakaknya menjadi salah satu korban yang tewas dalam peperangan
yang berlangsung antar kelompok mafia.
Sebagai seorang pecinta buku aku
merasa sedih karena belum membaca versi novelnya. Dan sebagai penikmat film,
aku merasa sangat menyesal karena aku selalu menghindari untuk menonton film
ini sejak dulu, hingga akhirnya aku menontonnya di Tahun 2015 ini (43 tahun
sejak dirilisnya film ini).
Film ini merupakan film besutan
sutradara Francis Ford Coppola yang diangkat dari novel Bestseller Mario Puzo. Mengambil
latar di Amerika, film ini berpusat pada kelompok kelarga Corleone yang keturunan Italia.
The Godfather membuat aku jatuh
cinta pada keseluruhan filmnya. Aku tidak tahu apakah itu karena cinematorafinya, akting para pemainnya, musik, atau hal-hal lainnya, yang jelas
film itu sangat memukau bahkan untuk ukuran film panjang, 2 jam 48 menit) film
itu tidak membuatku bosan.
Film ini membuat kita serasa
menyatu dengan keluarga Corleone, yang bahkan saat ia membunuh pun kita turut
membenarkannya. Kita menjadi prihatin saat si “anak baik-baik” Michael harus
juga ikut menjalankan bisnis keluarga. Tapi tentu saja dia harus! Siapa yang
mampu berpaling dari ayah macam Vito Corleone? Yah, terlepas dari pembunuhan yang
sering ia lakukan, ia adalah seorang “Godfather” yang sangat menjunjung tinggi
nilai keluarga dan setiakawan dalam kelompoknya.
Vito Corleone, sang Godfather,
masih harus terbaring lemah setelah insiden penembakannya. Ia menjadi penasihat bagi Michael
yang menjadi Don baru. Kamu melihat seorang ayah dan seorang pemimpin besar
dalam dirinya. Seorang pemimpin besar menurutku dinilai dari bagaimana cara ia
mempersiapkan penerusnya. Dan ia berhasil melakukan itu, mempersiapkan Michael
yang awalnya sulit mendapatkan kepercayaan para anggota kelompoknya menjadi
seorang pemimpin kelompok yang disegani (atau ditakuti?).
Film ini film bunuh-bunuhan. Tapi
haruskah aku sebut film keluarga juga? Karena ya, Vito Corleone juga mengajarkan
cara menyayangi keluarga.
“Jika seorang lelaki tidak
menghabiskan waktu bersama keluarga maka ia bukanlah lelaki sejati.”
Kakak Michael, Sonny, tewas dalam
perjalanannya menyusul sang adik perempuan yang disiksa oleh suaminya. Vito
Corleone pun hampir serupa, meski bukan dibunuh, ia tewas saat tengah
bermain-main dengan cucunya, anak Michael.
Well, aku yakin ada banyak orang
yang telah menonton film ini. Film ini sangat terkenal dan telah mengambil tempat di
hati banyak orang. Jadi dalam review kali ini aku tidak akan membahas satu pun
kekurangannya (lagian aku bukan pengamat perfilman juga sih :P).
Nonton lagi yuk! :)