Gambar: stronger-men.blogspot.com |
Sang
Alkemis. Demikian judul buku karangan Paulo Coelho yang telah menyita perhatian
saya belakangan.
Novel yang gaya berceritanya serupa dongeng ini mengajarkan banyak hal utamanya tentang keberanian membuat pilihan dan konsistensi terhadap pilihannya itu. Dengan kisah yang berpusat pada seorang bocah bernama Santiago, novel inipun mengajak pembacanya ikut berpetualang dan menjelajah bersama si bocah dengan segala kisah dan pelajarannya tentang kehidupan.
Novel yang gaya berceritanya serupa dongeng ini mengajarkan banyak hal utamanya tentang keberanian membuat pilihan dan konsistensi terhadap pilihannya itu. Dengan kisah yang berpusat pada seorang bocah bernama Santiago, novel inipun mengajak pembacanya ikut berpetualang dan menjelajah bersama si bocah dengan segala kisah dan pelajarannya tentang kehidupan.
Si bocah ini digambarkan memiliki keistimewaan
berupa keberaniannya memilih menjalani mimpinya sebagai pengembara di usianya
yang masih belia. Dengan keingintahuannya yang besar terhadap dunia, ia memilih
menjadi seorang gembala -di kalangannya hanya itulah satu-satunya cara agar
dapat mengembara- dan menentang keinginan orangtuanya yang menginginkan ia
menjadi seorang pastur.
Suatu ketika, saat ia tengah tertidur bersama domba
gembalaannya, si bocah mengalami mimpi yang sama untuk kedua kalinya. Penasaran,
iapun pergi menemui seorang perempuan gipsy yang kemudian membantunya
mengartikan mimpi itu. Perempuan itu memberitahunya bahwa ia akan menemukan
harta karun di dekat piramida.
Kebingungan dan keraguanpun berkecamuk di kepala si
bocah. Ia tak merasa perlu mengejar harta yang belum tentu ada karena toh ia
sudah merasa bahagia dengan domba yang dimilikinya. Hingga perjalananpun
mempertemukan ia dengan seorang bapak tua yang ternyata adalah seorang raja,
Raja Salem. Raja Salem meyakinkan si bocah untuk mengejar Legenda Pribadinya.
Legenda Pribadi merupakan sesuatu yang harus diraih dan dijalani seseorang
semasa hidupnya. Dan tak banyak yang mampu melakukan itu. hidup telah membuat
banyak orang lebih memilih diam dan abai terhadap Legenda Pribadi yang mereka
miliki.
Untuk
si bocah, menjelajah dan menemukan harta karunlah Legenda Pribadinya. Dengan
segala kata-kata yang disampaikan Raja Salem, si bocahpun akhirnya memutuskan
pergi menuju piramida untuk menjalani Legenda Pribadinya dan menjual
domba-domba yang telah lama bersamanya. Sekali lagi ia menunjukkan
keberaniannya mengambil keputusan.
Banyak
rintangan yang dihadapi Santiago, si bocah, dalam pemenuhan Legenda Pribadinya.
Bahkan sejak awal perjalanannya segala uang yang dimiliki harus raib akibat
perkenalannya dengan seorang penipu ulung. Belum lagi segala keraguan yang
harus hinggap di hatinya ketika ia akhirnya bekerja di sebuah toko gelas
kristal yang berhasil membuatnya mengumpulkan banyak uang. Namun demikian,
ingatannya akan Raja Salem selalu berhasil membuatnya kembali melanjutkan
perjalanan hingga akhirnya ia bertemu dengan Sang Alkemis yang membantunya
sampai ke Piramida.
Melalui
novel ini, dapat terlihat bahwa Paulo Coelho merupakan seorang penyelam
kehidupan. Melalui tokoh-tokoh dalam novel ini, Coelho mengajarkan hal-hal yang
kita dapati dalam kehidupan sehari-hari namun jarang kita anggap sebagai sebuah
pertanda yang patut dicermati maknanya. Iapun berpesan, “Ikutilah pertanda”,
dan untuk dapat mengikuti pertanda maka pastilah perlu untuk mengetahui
artinya. Kalimat tersebut selalu berulang dalam novel karyanya ini. Sebab
“pertanda” dalam novel ini dikatakan sebagai pesan dari Tuhan. Sebuah bahasa
tanpa kata dariNya. Bahasa Buana.
Coelho
menuangkan banyak kata-kata filosofisnya dalam novel ini. “Ketika kau
menginginkan sesuatu dengan sungguh-sungguh, maka alam semesta akan senantiasa
bersatu untuk membantumu,” demikianlah
kata-kata yang sepintas memang terlihat mengadopsi bunyi the law of attraction. “Tapi memang sebagaimana manusia yang lain,
kita akan melihat apa yang ingin kita lihat, bukan apa yang sesungguhnya
terlihat”. Mungkin karena itulah banyak manusia yang terlena melakukan hal yang
sudah terbiasa dilakukannya, meskipun itu bukanlah hal yang benar-benar
diinginkannya. Merasa takut untuk melakukannya. Untuk itu, Coelho meminta para
pembacanya untuk optimis memandang hal yang akan terjadi, karena dunia akan
menjadi seperti apa yang dibayangkan oleh kita.
Dalam
penceritaan novel tersebut, Coelho juga menunjukkan contoh-contoh kehidupan
orang-orang yang telah mengetahui dan mengejar Legenda Pribadi mereka, akan
tetapi sebagian mereka gagal. Melalui itu, Coelho menunjukkan bahwa hanya sikap
konsisten dan percaya pada hasil yang baiklah yang akan dapat menghantarkan
kita pada suatu tujuan. Menyerah bukanlah pilihan.
Dan pada akhirnya, saya harus mengakui bahwa
karya Coelho memang adalah karya yang baru saya kenal, akan tetapi ajarannya
tentang kehidupan mungkin justru lebih banyak dari yang diajarkan oleh beberapa
lainnya. Pun saya tersadar pula, bahwa ada satu lagi buku yang sangat layak
untuk dibaca.
0 comments:
Post a Comment